Sabtu, 05 November 2011

PUNYA CITA-CITA JADI PNS tanpa SOGOK -MENYOGOK???

Oleh. Muhammad Amir, A.Ma.
Ketua Bidang Dakwah PC IMM Kota Makassar 2010



Berbicara mengenai organisasi khususnya di kalangan mahasiswa, hingga hari ini mayoritas dari mereka masih merasa takut, tidak tertarik, kemudian menilainya lebih dominan efek negatifnya ketimbang dari sisi positifnya. Seribu satu macam alasan untuk membenarkan argumentasi mereka dalam memojokkan para aktifis kampus. Ketika menyinggung organisasi, spontan yang terpikirkan di otak mereka adalah para pelaku yang sering demonstrasi, bakar-bakar ban, dan menghalangi para pengendara hingga akhirnya memacetkan jalanan.
Terlepas dari itu, banyak yang enggang memasuki salah satu organisasi dengan dalih menghambat akademik. Disebutlah serentetan nama sebagai aktor dari semua itu yang kemudian mematikan stigma akan pentingnya berorganisasi. Atau alasan yang lebih tragis adalah menghambat kebebasan mereka dalam pergaulan. Argumentasi yang terkadang dimunculkan adalah tidak ingin terikat dengan sebuah organisasi. Lihatlah kehidupan di kos-kosan, mereka lebih senang berada di kamar mereka dengan segala kebebasan yang ada. Muncullah kemudian persepsi mahasiswa dengan gelar 3K. Kampus – Kos – Kampung. Anda termasuk???. Dengan tidak terikat dengan sebuah structural, mereka lebih leluasa bercinta, mengekspresikan hasrat mereka di kamar, atau mau-mau gue jalan ke mana dengan sang pacar tanpa ada  yang menghalangi. Tanpa sadar sesungguhnya semua itu telah mematikan akal sehatnya yang notabenenya seorang intelek yang bertahun tahun menuntut ilmu. Tidak sedikit dari mereka kemudian saling memperjualbelikan harga diri mereka dengan harga yang tidak lebih mahal dari seekor cacing tanah  yang dibeli sang pemancing untuk dijadikan umpan. Naudzubillah…. Semoga Allah menjaga kita semua. Pernahkah kita renungkan makna firman Allah dalam QS. Al Asr : 1-2 
Demi masa manusia itu berada dalam kerugian. Dimulai dari kata asr, yang sebagian ulama menafsirkan waktu ashar, dimana waktu ashar adalah penghujung hari. Begitulah manusia akan banyak menyesali dirinya pada waktu detik-detik penghujung hidupnya ketika waktu untuk berbuat baik telah hamper sirna.
Meskipun di lain pihak tidak serta merta disalahkan memilih jalan tidak berorganisasi. Jika kemudian mengambil alasan yang rasional, tentunya tak mengapa bahkan itu juga diharuskan. Karena tidak sedikit juga organisasi yang justru menjerumuskan para aktifisnya kelembah kenistaan dan kehinaan. Mereka dalam berlembaga tanpa dilandasi aturan agama. Adakalanya juga organisasi dijadikan wadah untuk melakukan maksiat. Kebebasan berbaur tanpa ada batasan yang jelas dengan lawan jenis juga kerap kita temukan. Padahal ketika kita kembali pada aturan agama kita, sungguh jelas noma-norma dalam pergaulan. Tapi hal itu kemudian dianggapnya kolot dan memilih pemikiran mereka dengan segala pembenaran yang menyesatkan.
Saudaraku…
Mungkin kita bingung memilih, mana yang terbaik jika demikian realita yang ada. Mari kembali pada aturan Allah swt.. Sungguh jelas perintah  Allah untuk berorganisasi. Tapi organisasi yang benar-benar di dalamnya mampu menuntun kita ke jalan yang diridhoi-Nya. Dalam Al Qur’an Allah berfirman  (Q.S. Ali Imran : 104) As Shaf : 4)
Di ayat tersebut Allah menyuruh kita untuk berorganisasi dengan tujuan menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Demikianlah organisasi yang diridhoi oleh-Nya. Di ayat selanjutnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang dijalannya secara teratur atau terorganisir. Jika demikian, maka jelas bahwa organisasi itu disyariatkan. Hanya saja dalam menentukan pilihan harus memperhatikan gerakan yang dibangun  dalam organisasi tersebut. Apakah orientasinya saling mengajak kepada kebenaran dan saling mencegah pada kemungkaran ataukah arahnya hanya kesenangan dunia belaka. Tidak juga mengajak kepada kebaikan, juga tetap memelihara kemungkaran di dalamnya. Karena adakalanya organisasi banyak memikat karena orientasi kesenangan dunia yang ditawarkannya. Sementara bagi orang yang yakin dengan hari akhir jelas tujuan sebuah organisasi yang telah Allah tentukan kepada kita. Substansi dari pergerakannya adalah DAKWAH….
Saudaraku…
Yakinilah, begitu banyak hikmah dan manfaat yang kita akan dapatkan ketika kita berorganisasi dengan pilihan organisasi yang tepat sesuai kehendak Al Qur’an. Diantaranya yang penulis akan kemukakan adalah :
1.       Pengembangan diri, anda seorang mahasiswa yang kelak akan kembali ke tengah-tengah masyarakat. Tak dapat dinafikkan bahwa seorang mahasiswa masih sangat dihargai di kalangan masyarakat, utamanya pada wilayah pedesaan. Sehingga dengan membiasakan berorganisasi akan memudahkan berinteraksi nantinya dengan mereka. Di organisasi dilatih berinteraksi dengan orang lain tanpa memandang latar belakang mereka. Dengan demikian, sebelum terjun ditengah masyarakat, kita telah membekali diri dengan kemampuan beriteraksi dengan berbagai karakter.
2.       Melatih hidup secara terencana dan terstruktur, banyak mahasiswa yang setelah selesai kuliah kaku menentukan langkah hidupnya karena tidak memiliki skil dan kemampuan berfikir untuk merencanakan langkah hidup selanjutnya. Sementara dalam berorganisasi senantiasa dilatih merencanakan prospek ke depan, entah jangka pendek, menengah bahkan jangka panjang.
3.       Terbiasa dengan sebuah tantangan, mengutip perkataan ayahanda PD IV FKIP Unismuh bahwa, seyogyanya apa yang kita hadapi dijadikan sebagai tantangan, bukan dilihat sebagai hambatan. Sebab jika kita menjadikannya sebagai hambatan, maka itu akan menghalangi kita untuk tetap maju, sebaliknya jika senantiasa dilihat sebagai sebuah tantangan, maka akan muncul kekuatan untuk melaluinya. Di organisasi penuh dengan tantangan, sehingga kita akan terlatih  menyelesaikannya. Kita pasti punya harapan sukses, sementara kesuksesan itu butuh perjuangan. Berbicara perjuangan tentunya tidak bisa lepas dari tantangan. Tak ada kesuksesan bagi orang yang berpangku tangan dan cengen.
4.       Senatiasa terjaga, mereka yang hari-harinya bersama dengan orang-orang yang istiqamah dalam agamanya pasti akan selalu terjaga. Sebab jika melakukan sebuah penyimpangan agama akan cepat dinasehati oleh saudaranya yang lain. Begitupun sebaliknya. Saling berwatawasaubilhaq, saling menasehati kepada kebaikan. Bukanlah manusia dikatakan sempurna ketika tidak pernah berbuat salah, karena semua orang pasti punya salah. Tapi bagaimana supaya dari kesalahan itu iya kemudian kembali bertaubat kepada-Nya. Tidak salah jika dikatakan bahwa orang yang berteman dengan tukang besi ikut kotor, dan orang yang berteman dengan penjual parfum juga ikut wangi.                                            
5.       Membiasakan diri dalam ketaatan dan kesucian jiwa, dalam buku ESQ karangan Ary Ginanjar dilukiskan bahwa karakter terlahir dari sebuah kebiasaan. Jadi, dengan membiasakan hidup dalam dakwah, terbiasa bersama dengan orang-orang saleh akan melahirkan karakter yang baik dalam diri kita. Kehidupan akan terasa gersang jika tidak berada ditengah-tengah para sang mujahih, hidup akan terasa hampa jika tidak berdakwah dst. Dan secara spontan diri kita akan merasa bersalah jika kita membuat kesalahan ataupun maksiat.  Coba anda bayangkan sebuah gelas berisi air bening yang begitu jernih, lalu diteteskan tinta hitam walau hanya setetes, akan sangat nampak adanya. Namun ketika kita teteskan pada air keruh, maka sulit untuk terlihat tinta tersebut. Demikianlah analogi, ketika ada kesalahan yang terbuat walau hanya sedikit saja, tetap akan sangat terasa sehingga mendorong kita untuk cepat kembali menyucikan diri.
6.       Melahirkan sifat bijak dalam hidup, dengan berbagai problema dan dialektika yang ditemui dengan berorganisasi akan melatih diri untuk menjadi orang yang bijak dalam menapaki segala momentum hidup dan kehidupan kita. Seorang guru akan bijak menghadapi siswanya, seorang politikus akan bijak mengambil sebuah tindakan. Seorang ekonom akan bijak membuat rencana usaha dst.

Demikianlah segelintir hikmah dibalik keaktifan kita dalam berlembaga. Tentunya masih banyak lagi yang juga didapatkan dan dirasakan orang lain yang bergelut di dalamnya selama mereka benar-benar berada pada organisasi yang tepat, memiliki orientasi dalam berorganisasi yang tepat dan bekerja secara tepat.

 Setelah anda membaca tulisan ini, coba anda renungkan perjalanan hidup anda selama ini.  Kalau anda bukan seorang aktivis,                                                lalu apakah anda telah mendapatkan keenam hikmah tersebut??. Sebaliknya jika anda seorang aktivis, sudahkan yang anda perjuangkan adalah sebuah kebenaran mutlak sesuai perintah Allah??. Sudahkah organisasi yang anda geluti telah membawa anda kepada cahaya ilahi, ataukah bahkan semakin menutup mata hati anda akan kegelapan dunia???. Jangan sia-siakan waktu anda hanya dengan kesenangan dunia, sebab dunia ini hanya surga bagi orang-orang kafir. Kita telah yakin bahwa dunia ini hanya sementara. Dan cukuplah kematian menjadi pelajaran bagi kita akan kebenaran ketidakkekalan seluruh makhluk yang ada di dunia ini. Kalau ada yang sementara, maka pasti ada yang hakiki, itulah kehidupan di akhirat kelak yang disiapkan bagi para mujahid/mujahidah yang senatiasa istiqamah memegang agama dan memperjuangkannya lewat dakwah…

Tanpa kitapun sesungguhnya Islam ini kelak akan kembali memperlihatkan kejayaannya, namun seorang yang punya hati dan akal, kita akan memacu diri dengan segenap daya dan kemampuan untuk turut mengambil peran-peran di dalamnya. Alangkah beruntungnya ketika nama kita tercatat dalam sejarah sebagai salah seorang yang turut berperan dalam kejayaan islam.

IMM sebagai organisasi dakwah yang berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah senatiasa hadir untuk turut ambil andil dalam melakukan purifikasi serta pencerahan spritual, baik dikalangan mahasiswa maupun dalam ranah kemasyarakatan secara umum. Dengan motto Fastabiqul Khaerat, kader-kader IMM senantiasa berada pada garda terdepan dalam memperjuangkan tegaknya Izzul Islam wal Muslimin.
Fastabiqul Khaerat

Jumat, 04 November 2011

INDAHNYA BEROGANISASI


Cerdas Initelekttual, Humanitas, Spiritualitas     
  Oleh IMMawan Muhammad Amir, A.Ma

Berbicara mengenai organisasi khususnya di kalangan mahasiswa, hingga hari ini mayoritas dari mereka masih merasa takut, tidak tertarik, kemudian menilainya lebih dominan efek negatifnya ketimbang dari sisi positifnya. Seribu satu macam alasan untuk membenarkan argumentasi mereka dalam memojokkan para aktifis kampus. Ketika menyinggung organisasi, spontan yang terpikirkan di otak mereka adalah para pelaku yang sering demonstrasi, bakar-bakar ban, dan menghalangi para pengendara hingga akhirnya memacetkan jalanan.
Terlepas dari itu, banyak yang enggang memasuki salah satu organisasi dengan dalih menghambat akademik. Disebutlah serentetan nama sebagai aktor dari semua itu yang kemudian mematikan stigma akan pentingnya berorganisasi. Atau alasan yang lebih tragis adalah menghambat kebebasan mereka dalam pergaulan. Argumentasi yang terkadang dimunculkan adalah tidak ingin terikat dengan sebuah organisasi. Lihatlah kehidupan di kos-kosan, mereka lebih senang berada di kamar mereka dengan segala kebebasan yang ada. Muncullah kemudian persepsi mahasiswa dengan gelar 3K. Kampus – Kos – Kampung. Anda termasuk???. Dengan tidak terikat dengan sebuah structural, mereka lebih leluasa bercinta, mengekspresikan hasrat mereka di kamar, atau mau-mau gue jalan ke mana dengan sang pacar tanpa ada  yang menghalangi. Tanpa sadar sesungguhnya semua itu telah mematikan akal sehatnya yang notabenenya seorang intelek yang bertahun tahun menuntut ilmu. Tidak sedikit dari mereka kemudian saling memperjualbelikan harga diri mereka dengan harga yang tidak lebih mahal dari seekor cacing tanah  yang dibeli sang pemancing untuk dijadikan umpan. Naudzubillah…. Semoga Allah menjaga kita semua. Pernahkah kita renungkan makna firman Allah dalam QS. Al Asr : 1-2
Demi masa manusia itu berada dalam kerugian. Dimulai dari kata asr, yang sebagian ulama menafsirkan waktu ashar, dimana waktu ashar adalah penghujung hari. Begitulah manusia akan banyak menyesali dirinya pada waktu detik-detik penghujung hidupnya ketika waktu untuk berbuat baik telah hamper sirna.
Meskipun di lain pihak tidak serta merta disalahkan memilih jalan tidak berorganisasi. Jika kemudian mengambil alasan yang rasional, tentunya tak mengapa bahkan itu juga diharuskan. Karena tidak sedikit juga organisasi yang justru menjerumuskan para aktifisnya kelembah kenistaan dan kehinaan. Mereka dalam berlembaga tanpa dilandasi aturan agama. Adakalanya juga organisasi dijadikan wadah untuk melakukan maksiat. Kebebasan berbaur tanpa ada batasan yang jelas dengan lawan jenis juga kerap kita temukan. Padahal ketika kita kembali pada aturan agama kita, sungguh jelas noma-norma dalam pergaulan. Tapi hal itu kemudian dianggapnya kolot dan memilih pemikiran mereka dengan segala pembenaran yang menyesatkan.
Saudaraku…
Mungkin kita bingung memilih, mana yang terbaik jika demikian realita yang ada. Mari kembali pada aturan Allah swt.. Sungguh jelas perintah  Allah untuk berorganisasi. Tapi organisasi yang benar-benar di dalamnya mampu menuntun kita ke jalan yang diridhoi-Nya. Dalam Al Qur’an Allah berfirmanMungkin kita bingung memilih, mana yang terbaik jika demikian realita yang ada. Mari kembali pada aturan Allah swt.. Sungguh jelas perintah  Allah untuk berorganisasi. Tapi organisasi yang benar-benar di dalamnya mampu menuntun kita ke jalan yang diridhoi-Nya. Dalam Al Qur’an Allah berfirman dalam QS As Shaf : 4.
Pada ayat tersebut Allah menyuruh kita untuk berorganisasi dengan tujuan menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Demikianlah organisasi yang diridhoi oleh-Nya. Di ayat selanjutnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang dijalannya secara teratur atau terorganisir. Jika demikian, maka jelas bahwa organisasi itu disyariatkan. Hanya saja dalam menentukan pilihan harus memperhatikan gerakan yang dibangun  dalam organisasi tersebut. Apakah orientasinya saling mengajak kepada kebenaran dan saling mencegah pada kemungkaran ataukah arahnya hanya kesenangan dunia belaka. Tidak juga mengajak kepada kebaikan, juga tetap memelihara kemungkaran di dalamnya. Karena adakalanya organisasi banyak memikat karena orientasi kesenangan dunia yang ditawarkannya. Sementara bagi orang yang yakin dengan hari akhir jelas tujuan sebuah organisasi yang telah Allah tentukan kepada kita. Substansi dari pergerakannya adalah DAKWAH….
Saudaraku…
Yakinilah, begitu banyak hikmah dan manfaat yang kita akan dapatkan ketika kita berorganisasi dengan pilihan organisasi yang tepat sesuai kehendak Al Qur’an. Diantaranya yang penulis akan kemukakan adalah :
Pengembangan diri, anda seorang mahasiswa yang kelak akan kembali ke tengah-tengah masyarakat. Tak dapat dinafikkan bahwa seorang mahasiswa masih sangat dihargai di kalangan masyarakat, utamanya pada wilayah pedesaan. Sehingga dengan membiasakan berorganisasi akan memudahkan berinteraksi nantinya dengan mereka. Di organisasi dilatih berinteraksi dengan orang lain tanpa memandang latar belakang mereka. Dengan demikian, sebelum terjun ditengah masyarakat, kita telah membekali diri dengan kemampuan beriteraksi dengan berbagai karakter.
1.       Melatih hidup secara terencana dan terstruktur, banyak mahasiswa yang setelah selesai kuliah kaku menentukan langkah hidupnya karena tidak memiliki skil dan kemampuan berfikir untuk merencanakan langkah hidup selanjutnya. Sementara dalam berorganisasi senantiasa dilatih merencanakan prospek ke depan, entah jangka pendek, menengah bahkan jangka panjang.
2.       Terbiasa dengan sebuah tantangan, mengutip perkataan ayahanda PD IV FKIP Unismuh bahwa, seyogyanya apa yang kita hadapi dijadikan sebagai tantangan, bukan dilihat sebagai hambatan. Sebab jika kita menjadikannya sebagai hambatan, maka itu akan menghalangi kita untuk tetap maju, sebaliknya jika senantiasa dilihat sebagai sebuah tantangan, maka akan muncul kekuatan untuk melaluinya. Di organisasi penuh dengan tantangan, sehingga kita akan terlatih  menyelesaikannya. Kita pasti punya harapan sukses, sementara kesuksesan itu butuh perjuangan. Berbicara perjuangan tentunya tidak bisa lepas dari tantangan. Tak ada kesuksesan bagi orang yang berpangku tangan dan cengen.
Senatiasa terjaga, mereka yang hari-harinya bersama dengan orang-orang yang istiqamah dalam agamanya pasti akan selalu terjaga. Sebab jika melakukan sebuah penyimpangan agama akan cepat dinasehati oleh saudaranya yang lain. Begitupun sebaliknya. Saling berwatawasaubilhaq, saling menasehati kepada kebaikan. Bukanlah manusia dikatakan sempurna ketika tidak pernah berbuat salah, karena semua orang pasti punya salah. Tapi bagaimana supaya dari kesalahan itu iya kemudian kembali bertaubat kepada-Nya. Tidak salah jika dikatakan bahwa orang yang berteman dengan tukang besi ikut kotor, dan orang yang berteman dengan penjual parfum juga ikut wangi.                               
1.       Membiasakan diri dalam ketaatan dan kesucian jiwa, dalam buku ESQ karangan Ary Ginanjar dilukiskan bahwa karakter terlahir dari sebuah kebiasaan. Jadi, dengan membiasakan hidup dalam dakwah, terbiasa bersama dengan orang-orang saleh akan melahirkan karakter yang baik dalam diri kita. Kehidupan akan terasa gersang jika tidak berada ditengah-tengah para sang mujahih, hidup akan terasa hampa jika tidak berdakwah dst. Dan secara spontan diri kita akan merasa bersalah jika kita membuat kesalahan ataupun maksiat.  Coba anda bayangkan sebuah gelas berisi air bening yang begitu jernih, lalu diteteskan tinta hitam walau hanya setetes, akan sangat nampak adanya. Namun ketika kita teteskan pada air keruh, maka sulit untuk terlihat tinta tersebut. Demikianlah analogi, ketika ada kesalahan yang terbuat walau hanya sedikit saja, tetap akan sangat terasa sehingga mendorong kita untuk cepat kembali menyucikan diri.
2.       Melahirkan sifat bijak dalam hidup, dengan berbagai problema dan dialektika yang ditemui dengan berorganisasi akan melatih diri untuk menjadi orang yang bijak dalam menapaki segala momentum hidup dan kehidupan kita. Seorang guru akan bijak menghadapi siswanya, seorang politikus akan bijak mengambil sebuah tindakan. Seorang ekonom akan bijak membuat rencana usaha dst.

Demikianlah segelintir hikmah dibalik keaktifan kita dalam berlembaga. Tentunya masih banyak lagi yang juga didapatkan dan dirasakan orang lain yang bergelut di dalamnya selama mereka benar-benar berada pada organisasi yang tepat, memiliki orientasi dalam berorganisasi yang tepat dan bekerja secara tepat.
 Setelah anda membaca tulisan ini, coba anda renungkan perjalanan hidup anda selama ini.  Kalau anda bukan seorang aktivis, lalu apakah anda telah mendapatkan keenam hikmah tersebut??. Sebaliknya jika anda seorang aktivis, sudahkan yang anda perjuangkan adalah sebuah kebenaran mutlak sesuai perintah Allah??. Sudahkah organisasi yang anda geluti telah membawa anda kepada cahaya ilahi, ataukah bahkan semakin menutup mata hati anda akan kegelapan dunia???. Jangan sia-siakan waktu anda hanya dengan kesenangan dunia, sebab dunia ini hanya surga bagi orang-orang kafir. Kita telah yakin bahwa dunia ini hanya sementara. Dan cukuplah kematian menjadi pelajaran bagi kita akan kebenaran ketidakkekalan seluruh makhluk yang ada di dunia ini. Kalau ada yang sementara, maka pasti ada yang hakiki, itulah kehidupan di akhirat kelak yang disiapkan bagi para mujahid/mujahidah yang senatiasa istiqamah memegang agama dan memperjuangkannya lewat dakwah…

Tanpa kitapun sesungguhnya Islam ini kelak akan kembali memperlihatkan kejayaannya, namun seorang yang punya hati dan akal, kita akan memacu diri dengan segenap daya dan kemampuan untuk turut mengambil peran-peran di dalamnya. Alangkah beruntungnya ketika nama kita tercatat dalam sejarah sebagai salah seorang yang turut berperan dalam kejayaan islam.

IMM sebagai organisasi dakwah yang berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah senatiasa hadir untuk turut ambil andil dalam melakukan purifikasi serta pencerahan spritual, baik dikalangan mahasiswa maupun dalam ranah kemasyarakatan secara umum. Dengan motto Fastabiquk Khaerat, kader-kader IMM senantiasa berada pada garda terdepan dalam memperjuangkan tegaknya Izzul Islam wal Muslimin.
Fastabiqul Khaerat