Ketua Bidang Dakwah PC IMM Kota Makassar 2010
Berbicara mengenai organisasi khususnya di kalangan mahasiswa, hingga hari
ini mayoritas dari mereka masih merasa takut, tidak tertarik, kemudian
menilainya lebih dominan efek negatifnya ketimbang dari sisi positifnya. Seribu
satu macam alasan untuk membenarkan argumentasi mereka dalam memojokkan para
aktifis kampus. Ketika menyinggung organisasi, spontan yang terpikirkan di otak
mereka adalah para pelaku yang sering demonstrasi, bakar-bakar ban, dan
menghalangi para pengendara hingga akhirnya memacetkan jalanan.
Terlepas dari itu, banyak yang enggang memasuki
salah satu organisasi dengan dalih menghambat akademik. Disebutlah serentetan
nama sebagai aktor dari semua itu yang kemudian mematikan stigma akan
pentingnya berorganisasi. Atau alasan yang lebih tragis adalah menghambat
kebebasan mereka dalam pergaulan. Argumentasi yang terkadang dimunculkan adalah
tidak ingin terikat dengan sebuah organisasi. Lihatlah kehidupan di kos-kosan,
mereka lebih senang berada di kamar mereka dengan segala kebebasan yang ada.
Muncullah kemudian persepsi mahasiswa dengan gelar 3K. Kampus – Kos – Kampung. Anda termasuk???. Dengan
tidak terikat dengan sebuah structural, mereka lebih leluasa bercinta,
mengekspresikan hasrat mereka di kamar, atau mau-mau gue jalan ke
mana dengan sang pacar tanpa ada yang
menghalangi. Tanpa sadar sesungguhnya semua itu telah mematikan akal sehatnya
yang notabenenya seorang intelek yang bertahun tahun menuntut ilmu. Tidak
sedikit dari mereka kemudian saling memperjualbelikan harga diri mereka dengan
harga yang tidak lebih mahal dari seekor cacing tanah yang dibeli sang pemancing untuk dijadikan
umpan. Naudzubillah…. Semoga Allah menjaga kita semua. Pernahkah kita renungkan makna firman
Allah dalam QS. Al Asr : 1-2
Demi masa manusia itu berada dalam kerugian.
Dimulai dari kata asr, yang sebagian ulama menafsirkan waktu ashar, dimana
waktu ashar adalah penghujung hari. Begitulah manusia akan banyak menyesali
dirinya pada waktu detik-detik penghujung hidupnya ketika waktu untuk berbuat
baik telah hamper sirna.
Meskipun di lain pihak tidak serta merta
disalahkan memilih jalan tidak berorganisasi. Jika kemudian mengambil alasan yang rasional, tentunya tak
mengapa bahkan itu juga diharuskan. Karena tidak sedikit juga organisasi yang
justru menjerumuskan para aktifisnya kelembah kenistaan dan kehinaan. Mereka
dalam berlembaga tanpa dilandasi aturan agama. Adakalanya juga organisasi
dijadikan wadah untuk melakukan maksiat. Kebebasan berbaur tanpa ada batasan
yang jelas dengan lawan jenis juga kerap kita temukan. Padahal ketika kita
kembali pada aturan agama kita, sungguh jelas noma-norma dalam pergaulan. Tapi
hal itu kemudian dianggapnya kolot dan memilih pemikiran mereka dengan segala
pembenaran yang menyesatkan.
Saudaraku…
Mungkin kita bingung memilih, mana yang terbaik
jika demikian realita yang ada. Mari kembali pada aturan Allah swt.. Sungguh
jelas perintah Allah untuk
berorganisasi. Tapi organisasi yang benar-benar di dalamnya mampu menuntun kita
ke jalan yang diridhoi-Nya. Dalam Al Qur’an Allah berfirman (Q.S. Ali Imran : 104) As Shaf : 4)
Di ayat tersebut Allah menyuruh kita untuk
berorganisasi dengan tujuan menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah
kemungkaran. Demikianlah organisasi yang diridhoi oleh-Nya. Di ayat selanjutnya
Allah mencintai orang-orang yang berjuang dijalannya secara teratur atau
terorganisir. Jika demikian, maka jelas bahwa organisasi itu disyariatkan.
Hanya saja dalam menentukan pilihan harus memperhatikan gerakan yang
dibangun dalam organisasi tersebut.
Apakah orientasinya saling mengajak kepada kebenaran dan saling mencegah pada
kemungkaran ataukah arahnya hanya kesenangan dunia belaka. Tidak juga mengajak
kepada kebaikan, juga tetap memelihara kemungkaran di dalamnya. Karena
adakalanya organisasi banyak memikat karena orientasi kesenangan dunia yang
ditawarkannya. Sementara bagi orang yang yakin dengan hari akhir jelas tujuan
sebuah organisasi yang telah Allah tentukan kepada kita. Substansi dari
pergerakannya adalah DAKWAH….
Saudaraku…
Yakinilah, begitu banyak hikmah dan manfaat yang
kita akan dapatkan ketika kita berorganisasi dengan pilihan organisasi yang
tepat sesuai kehendak Al Qur’an. Diantaranya yang penulis akan kemukakan adalah
:
1.
Pengembangan
diri, anda seorang
mahasiswa yang kelak akan kembali ke tengah-tengah masyarakat. Tak dapat
dinafikkan bahwa seorang mahasiswa masih sangat dihargai di kalangan
masyarakat, utamanya pada wilayah pedesaan. Sehingga dengan membiasakan
berorganisasi akan memudahkan berinteraksi nantinya dengan mereka. Di organisasi
dilatih berinteraksi dengan orang lain tanpa memandang latar belakang mereka.
Dengan demikian, sebelum terjun ditengah masyarakat, kita telah membekali diri
dengan kemampuan beriteraksi dengan berbagai karakter.
2.
Melatih
hidup secara terencana dan terstruktur, banyak mahasiswa yang setelah selesai kuliah kaku
menentukan langkah hidupnya karena tidak memiliki skil dan kemampuan berfikir
untuk merencanakan langkah hidup selanjutnya. Sementara dalam berorganisasi
senantiasa dilatih merencanakan prospek ke depan, entah jangka pendek, menengah
bahkan jangka panjang.
3.
Terbiasa
dengan sebuah tantangan, mengutip perkataan ayahanda PD IV FKIP Unismuh bahwa, seyogyanya apa yang
kita hadapi dijadikan sebagai tantangan, bukan dilihat sebagai hambatan. Sebab
jika kita menjadikannya sebagai hambatan, maka itu akan menghalangi kita untuk
tetap maju, sebaliknya jika senantiasa dilihat sebagai sebuah tantangan, maka
akan muncul kekuatan untuk melaluinya. Di organisasi penuh dengan tantangan,
sehingga kita akan terlatih
menyelesaikannya. Kita pasti punya harapan sukses, sementara kesuksesan
itu butuh perjuangan. Berbicara perjuangan tentunya tidak bisa lepas dari
tantangan. Tak ada kesuksesan bagi orang yang berpangku tangan dan cengen.
4.
Senatiasa
terjaga, mereka yang
hari-harinya bersama dengan orang-orang yang istiqamah dalam agamanya pasti
akan selalu terjaga. Sebab jika melakukan sebuah penyimpangan agama akan cepat
dinasehati oleh saudaranya yang lain. Begitupun sebaliknya. Saling
berwatawasaubilhaq, saling menasehati kepada kebaikan. Bukanlah manusia
dikatakan sempurna ketika tidak pernah berbuat salah, karena semua orang pasti
punya salah. Tapi bagaimana supaya dari kesalahan itu iya kemudian kembali
bertaubat kepada-Nya. Tidak salah jika dikatakan bahwa orang yang berteman
dengan tukang besi ikut kotor, dan orang yang berteman dengan penjual parfum
juga ikut wangi.
5.
Membiasakan
diri dalam ketaatan dan kesucian jiwa, dalam buku ESQ karangan Ary Ginanjar dilukiskan
bahwa karakter terlahir dari sebuah kebiasaan. Jadi, dengan membiasakan hidup
dalam dakwah, terbiasa bersama dengan orang-orang saleh akan melahirkan
karakter yang baik dalam diri kita. Kehidupan akan terasa gersang jika tidak
berada ditengah-tengah para sang mujahih, hidup akan terasa hampa jika tidak
berdakwah dst. Dan secara spontan diri kita akan merasa bersalah jika kita
membuat kesalahan ataupun maksiat. Coba
anda bayangkan sebuah gelas berisi air bening yang begitu jernih, lalu
diteteskan tinta hitam walau hanya setetes, akan sangat nampak adanya. Namun ketika kita teteskan pada air
keruh, maka sulit untuk terlihat tinta tersebut. Demikianlah analogi, ketika
ada kesalahan yang terbuat walau hanya sedikit saja, tetap akan sangat terasa
sehingga mendorong kita untuk cepat kembali menyucikan diri.
6.
Melahirkan sifat bijak dalam hidup, dengan berbagai problema dan dialektika yang
ditemui dengan berorganisasi akan melatih diri untuk menjadi orang yang bijak
dalam menapaki segala momentum hidup dan kehidupan kita. Seorang guru akan
bijak menghadapi siswanya, seorang politikus akan bijak mengambil sebuah
tindakan. Seorang ekonom akan bijak membuat rencana usaha dst.
Demikianlah segelintir hikmah dibalik keaktifan kita dalam berlembaga.
Tentunya masih banyak lagi yang juga didapatkan dan dirasakan orang lain yang
bergelut di dalamnya selama mereka benar-benar berada pada organisasi yang
tepat, memiliki orientasi dalam berorganisasi yang tepat dan bekerja secara
tepat.
Setelah anda membaca tulisan ini,
coba anda renungkan perjalanan hidup anda selama ini. Kalau anda bukan seorang aktivis, lalu
apakah anda telah mendapatkan keenam hikmah tersebut??. Sebaliknya jika anda
seorang aktivis, sudahkan yang anda perjuangkan adalah sebuah kebenaran mutlak
sesuai perintah Allah??. Sudahkah organisasi yang anda geluti telah membawa
anda kepada cahaya ilahi, ataukah bahkan semakin menutup mata hati anda akan
kegelapan dunia???. Jangan sia-siakan waktu anda hanya dengan kesenangan dunia,
sebab dunia ini hanya surga bagi orang-orang kafir. Kita telah yakin bahwa
dunia ini hanya sementara. Dan cukuplah kematian menjadi pelajaran bagi kita
akan kebenaran ketidakkekalan seluruh makhluk yang ada di dunia ini. Kalau ada
yang sementara, maka pasti ada yang hakiki, itulah kehidupan di akhirat kelak
yang disiapkan bagi para mujahid/mujahidah yang senatiasa istiqamah memegang
agama dan memperjuangkannya lewat dakwah…
Tanpa kitapun sesungguhnya Islam ini kelak akan kembali memperlihatkan
kejayaannya, namun seorang yang punya hati dan akal, kita akan memacu diri
dengan segenap daya dan kemampuan untuk turut mengambil peran-peran di
dalamnya. Alangkah beruntungnya ketika nama kita tercatat dalam sejarah sebagai
salah seorang yang turut berperan dalam kejayaan islam.
IMM sebagai organisasi dakwah yang berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah
senatiasa hadir untuk turut ambil andil dalam melakukan purifikasi serta pencerahan
spritual, baik dikalangan mahasiswa maupun dalam ranah kemasyarakatan secara
umum. Dengan motto Fastabiqul Khaerat, kader-kader IMM
senantiasa berada pada garda terdepan dalam memperjuangkan tegaknya Izzul
Islam wal Muslimin.
Fastabiqul Khaerat