Minggu, 08 Januari 2012

BELAJAR DARI BURUNG DAN CACING


Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing.
         Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Tidak terbayang sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari makanan yang diperlukan. Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang makanan itu Cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus puasa. Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus berpuasa.
         Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya kantor ? yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak yang diserobot manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai. Kita tidak pernah melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri penderitaannya. Kita lihat burung tetap optimis akan rizki yang dijanjikan Allah. Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya.
         Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu berada diatas dan dilain waktu terhempas ke bawah. Suatu waktu kelebihan dan di lain waktu kekurangan. Suatu waktu kekenyangan dan dilain waktu kelaparan.
Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah dari burung, yaitu cacing. Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga.
         Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya, ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati. Tapi kita lihat , dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi untuk mencari rizki . Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang membentur-benturkan kepalanya ke batu.
         Sekarang kita lihat manusia. Kalau kita bandingkan dengan burung atau cacing, maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih. Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan ini seringkali kalah dari burung atau cacing ? Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yang dihadapi?  padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri karena putus asa.

Rupa-rupanya kita perlu banyak belajar dari burung dan cacing.

Diposkan oleh Bid. Media dan Pengembangan Teknologi
PC IMM Kota Makassar

Senarai Darul Arqam Madya Angk. XVIII


Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan intelektual juga mengalami perkembangan. Berbagai pemikiran atau paham (isme) telah mewacana kaum intelektual dan cendekiawan. Ada paham liberal (liberalism) dan turunannya serta paham-paham lain yang dapat mengakibatkan rusaknya pemahaman umat Islam terhadap ajaran Islam yang murni. Paham-paham seperti itu dikemas sedemikian rupa sehingga kaum cendekiawan muslim kadang kebablasan dan akhirnya ikut-ikutan tanpa memahami tendensi di dalamnya, akibatnya kaum muslimin menjadi musuh bagi agamanya sendiri.
Salah satu spirit kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah untuk melakukan dakwah di lingkungan perguruan tinggi. Mahasiswa yang merupakan komponen masyarakat harus disentuh dengan nilai-nilai agama. Mereka adalah agen perubahan (agent of change), social control, golongan cendekia/intelek, dan calon pemimpin bangsa dan umat di masa yang akan datang. Jika golongan ini paham islam maka mereka akan dapat membawa umat keluar dari keterbelakangan dan kebodohan (minadzhulumati ilannur).
Sebagai gerakan intelektual dan keagamaan, IMM harus menjadi inspirator dikalangan mahasiswa, baik prestasi akademik maupun spritualnya. Artinya semakin tinggi pendidikannya maka semakin tinggi juga nilai ibadahnya. KH Ahmad Dahlan mencita-citakan akan terbentuk insan-insan terdidik yang tidak pincang (ulama-intelek atau intelek-ulama). Titik berat pada aspek tersebut di atas dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada level kepemimpinan.
Atas dasar tanggung jawab organisasi dan moril, PC IMM Kota Makassar yang merupakan titik pusat perkembangan gerakan kemahasiswaan di Sulawesi Selatan melaksanakan latihan kepemimpinan tingkat menengah yang lazim disebut Darul Arqam Madya (Intermediate Leadership Training) hari Senin tanggal 26 Desember 2011 hingga hari ahad tanggal satu Januari 2012 dengan mengusung tema “Massifikasi Gerakan Intelektual Dalam Meneguhkan Kepemimpinan Ikatan”.
Darul Arqam Madya yang diselenggarakan oleh PC IMM Kota Makassar adalah forum Latihan Kepemimpinan yang selalu ditunggu oleh banyak Pimpinan Komisariat di Makassar serta Pimpinan Cabang daerah lain. Olehnya, persiapan awal kegiatan ini terbilang cukup lama mengingat adanya tahapan seleksi yang dilakukan oleh PC IMM Kota Makassar sebagai tuan rumah serta skala kegiatan ini yang menjangkau seluruh kawasan Indonesia Timur. Pendaftaran dan seleksi peserta yang telah dibuka enam Desember hingga 18 Desember mencatat sekitar 103 orang calon peserta keseluruhan. Seleksi yang dilakukan tahun ini pun mengalami perkembangan dari tahun-tahun sebelumnya. Dimulai dari persyaratan kepesertaan yang sudah cukup rumit, diskusi dengan beberapa tokoh yang ditunjuk, tes wacana pemikiran (Klasik, Modern, Islam), tes wawasan keislaman, tes pengetahuan ideologi dan kemuhammadiyahan, serta penulisan karya tulis sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Dengan beberapa tahapan seleksi tersebut, jumlah peserta yang akhirnya dapat memasuki forum Darul Arqam Madya berjumlah 60 orang.
Immawan Razikin Juraid sebagai Ketua Tim Seleksi sekaligus Master Of Training dalam kegiatan ini menuturkan bahwa seluruh persyaratan dan tahapan seleksi yang rumit ini adalah untuk menghasilkan kader-kader yang sadar akan esensi dan eksistensinya sebagai khalifah fil-ardi. Beliau juga menambahkan bahwa setiap zaman memiliki pemimpin dan setiap pemimpin harus mempertanggungjawabkan apa yang dipimpinnya. Jadi apabila mengaitkan tahapan seleksi yang selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, maka sesungguhnya tidak dapat dibanding-bandingkan begitu saja karena tahapan seleksi adalah suatu hasil analisis PC IMM Kota Makassar sebagai pimpinan IMM tertinggi Kota Makassar terhadap kebutuhan masyarakat kampus pada umumnya dan Ikatan mahasiswa Muhammadiyah pada khususnya.
Pembukaan DAM yang diadakan di Training Centre UIN Alauddin Makassar tanggal 26 desember 2011 berlangsung secara khidmat. Acara ini diakhiri dengan dialog akhir tahun menghadirkan Ketua Dinas Perikanan Kota Makassar sekaligus Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Makassar Ayahanda Ir. Syaiful Saleh, Ketua Pemuda Muhammadiyah Kakanda Saharuddin Alrif,  serta Juru Bicara IASMO Bapak DR. Muh. Akbar dengan tema Refleksi Kepemimpinan IAS dalam mengembangkan Kota Makassar sebagai Kota Dunia.
Setelah pengumuman kepesertaan, kegiatan ini lalu dipusatkan SLB Pembina Makassar. Kegiatan yang berlangsung selama sepekan ini juga menghadirkan instruktur dan pemateri yang berpengalaman di bidangnya. Tahapan seleksi tak terhenti pada pra-DAM. Selama kegiatan berlangsung, pembinaan peserta yang dilakukan terus menerus juga mengharuskan perampingan kepesertaan bila dianggap tak mampu mengikuti pembinaan. Alhasil, peserta yang bertahan hingga akhir pelatihan ini berjumlah 58 peserta.
Darul Arqam Madya yang merupakan wadah pembentukan karakter kepemimpinan berdasarkan Tauhid Sosial diharapkan memiliki output yang mampu mengisi kekosongan pemimpin-pemimpin dalam masyarakat kampus yang bukan hanya menunaikan tugasnya sebagai social control, agent of change, dan moral force, tapi juga memiliki kesadaran penuh terhadap tugasnya sebagai bagian dari masyarakat muslim yakni sebagai Rahmatan lil Alamin.
Jayalah IMM Jaya
Abadi Perjuangan Kami.
Fastabiqul Khairat.

Oleh: Bid. Media dan Pengembangan Teknologi PC IMM Kota Makassar 2011