Sabtu, 31 Desember 2011

BERTAMBAHkah USIAKU ditahun 2011?


Refleksi di Akhir Tahun 2011 sebagai Wadah Muhasabah Diri
Oleh IMMawan Muhammad Amir, A.Ma
Ketua Bidang Dakwah PC IMM Kota Makassar

Kehadiran artikel ini tidak bermaksud mengambil peran untuk ikut serta menyambut tahun baru 2012 biladiah, tetapi bagaimana mengamalkan ayat “watawasaubilhaq”(saling menasehati kepada kebaikan), mengingat pada moment inilah kebanyakan dari kalangan kita, bahkan boleh jadi termasuk kita sendiri yang menjadi pelaku dalam memeriahkan kebiasaan orang-orang kafir, padahal di KTP bertuliskan Agama Islam, namun tindakannya mengikuti kebiasaan orang-orang kafir. Apakah cuma KTPnya yang islam???. Jawabannya kembali kepada diri kita masing-masing…..
Sekarang, ketika kita menyusuri jalan-jalan di kota metropolitan ini, hampir di semua pinggir jalan telah dipenuhi dengan pedagang terompet atau apalah namanya sebagai alat hiburan menyemarakkan penyambutan tahun baru 2012. Belum lagi ketika sudah saat-saat puncak perayaan tahun baru nantinya. Iyah, seperti inilah keadaan kota setiap hendak pergantian tahun, layaknya sebuah tradisi ritual yang wajib ditunaikan. Sekitar 11 tahun berkiprah di kota ini, tentunya telah banyak mempelajari gambaran kondisi masyarakat kota dari tahun ke tahun.
Sungguh tragis dan mengerikan, namun itulah realita dalam pergulatan hidup di kota besar, terkhusus pada kaum remaja. Siapa saya siapa kau. Itulah salah satu carakter yang terbangun di tengah-tengah komunitas masyarakat kota atau lazim dikenal sikap  individualistik, “Lakum diinukum waliyadin (agamamu agamamu, agamaku agamaku) tidak lagi menjadi prinsip hidup. Karenanya nilai-nilai ajaran agama tidak lagi dijadikan pijakan dalam melangkah.
Rasa malu tidak lagi menjadi penawar nafsu ketika hatinya dirasuki iblis untuk berbuat kemaksiatan sebagaimana orang-orang kafir biasa perankan. Maklum kita terkadang tidak sadar sedang berteman dengan iblis berwujud manusia. Kata orang bugis “Hallala hallulu nalamaneng”, halal haram tidak ada masalah, semua dikerjakan. Tidak hanya penduduk pribumi kota sebagai actor dalam perhelatan akbar tersebut, namun manusia-manusia pilihan dari negeri seberang yang diberi kesempatan dalam hidupnya menuntut ilmu di kota, entah dia masih berstatus siswa-siswi, ataupun telah bergelar mahasiswa tak luput dari pergokan kejamnya dunia lain.
Itulah segelentir bencana yang melanda zaman kita. Merasa bahagia tatkala menyambut tahun baru dengan segala hura-hura, sebagai wujud rasa syukur “gitu KATANYA!!!” seiring dengan bertambahnya umur mereka.
Wahai kaum intelektual yang semoga ilmunya mengantarkan pada keridhoan Sang Pemilik dan Pemberi ilmu. Pernah tidak mengambil  hikmah dibalik perjalanan pulang kampung anda???.
Sebuah anekdok “seorang anak kost hendak pulang kampoeng, sebelum pulang teman kostnya berpesan untuk dikabari jika ada apa-apa di jalan. Diapun juga telah memberi tahu keluarganya kalau dia mau pulang. Dijemputlah iya dengan sebuah mobil panther berplat kuning dikostnya. Setelah sekian jam, sang teman SMS “udah dimana skarang”. Dia balas “Saya sudah jauh dari kota makassar, sudah hampir sampai di......”. Orang tua pun tak ketinggalan SMS, “sudah dimana posisi??”. Dia dengan semangatnya ingin berjumpa dengan keluarganya  menjawab “Sudah hampir sampai”.
Singkat, tapi itulah analogi perjalanan hidup kita. Umur kita memang bertambah secara kuantitas, namun juga semakin menjauhkan kita dari tahun  kelahiran   (saat dimana kita keluar dari rahim ibu). Mengawali kehidupan di muka bumi, sang waktu telah bersiap menjemput dan mengantarkan kita dalam menjalani segala momentum hidup ini. Terkadang dengan indahnya fatamorgana dalam dunia ini meninabobo’kan kita hingga akhirnya tak sadar jika waktu telah mengantarkan kita semakin dekat dengan kematian. Padahal, alangkah indahnya ketika kita merasa bahagia dengan saat-saat kematian menghampiri. Layaknya kita bahagia ketika sudah hampir sampai di kampung halaman. Bahkan kantongan berlabelkan INDO MODE dengan penuh bahagia kita tenteng sebagai ole-ole. Lalu, sudahkah kita siapkan pula ole-ole untuk malaikat-malaikatnya Allah di Alam Barzah natinya ketika iya meminta sesuatu.
Oleh karena itu, saudaraku yang seiman, mari kuatkan benteng pertahanan kita, jangan mudah terperdaya dengan kesenangan dunia. Gunakanlah akal kita untuk menyaring mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang diperintahkan dan mana yang dilarang dalam agama kita. Jangan sia-siakan ilmu kita, hanya untuk memikirkan dunia semata dengan segala kenikamatan didalamnya. Namun dengan ilmu yang kita miliki, mari kita bangun istana kebahagiaan dengan segala perangkat kenikmatan di alam syurga nantinya.
Hari-demi hari kita lalui, sesungguhnya jatah usia kita semakin sedikit. Ada orang yang jatah hidupnya 100 tahun, mungkin kita katakan cukup panjang, namun tahun demi tahun terlewati hingga akhirnya sampai di usia 99 tahun. Semakin jauh dari kematian???. Tidak!!!. Bahkan semakin dekat dari jatah hidup yang sudah dilalui. Nah sekarang kita muhasabah diri, berapa usia kita hari ini???. Andai jatah hidup kita satu tahun lebih tua dari sekarang!!!. Berarti tahun depan  kita  telah  finish  dalam  melakoni  peran kita di dunia ini. Sementara kita telah meyakini bahwa tak seorang pun dapat memundurkan atau memajukan waktu kematian.
Menyambut tahun baru dengan hura-hura/ pesta bukan sebuah sikap dari seorang muslim sejati. Tapi jadikan sebagai wahana untuk muhasabah diri. Tidak berarti pula bahwa nanti di akhir tahun muhasabah diri, tetapi lebih kepada bagaimana kita saling mengingatkan bahwa dalam mamasuki tahun baru sejatinya dijadikan insturumen untuk instropeksi diri. Karena pada momentum ini banyak diantara kita terjerumus dalam hal-hal yang melanggar aturan Allah.

“Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Dan saling menasehati kepada kebaikan dan saling menasehati dalam menetapi kesabaran” (Q.S. Al Asr : 1-4)

Mudah-mudahan ada manfaatnya…

Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Khaerat

Selasa, 27 Desember 2011

IMM Dan Hantu Intelektual


 0leh: IMMawan S. Al-Farisi Thalib
-Sekretaris Koordinator Komisariat IMM UIN Alauddin-
-Aktivis dan Mujahid IMM-



 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan organsasi ortom Muhammadiyah, anak kandungnya Muhammadiyah yang di lahirkan dari rahim Muhammadiyah. Dengan itu IMM dan Muhammadiyah tidak bisa di pisahkan ibarat senyawa ogsigen dan hydrogen yang menyatu dalam air. Bericara IMM maka tidak terlepas dari Muhammadiyah-sebaliknya berbicara Muhammadiyah adalah juga nerupakan pembicara yang berkenaan nilai-nilai dan konsep ideologi IMM, karena anak-anak IMM merupakan orang-orang Muhammadiyah di tingkay mahasiswa.
Menjadi persoalan di tubuh angkatan muda adalah ketika orang-orang yang berada dalam Muhammadiyah tidak pernah memperhatikan anak-anaknya, tidak mengontrol dan mengawasi bagai mana perkembangan anaknya bahkan cenderung di “acuhkan”. Ini kenyataan yang terjadi dan dirasakan oleh anak-anak Angkatan Mudah Muhammadiyah (AMM).
Lihat saja bagai mana tingkat sensifitas orang-orang muhammadiyah yang berada di amal usaha Muhammadiyah seperti halnya di kampus Unismuh Makassar. Kampus Unismuh merupakan amal usaha muhammadiyah, milik muhammadiyah, rumahnya orang-orang muhammadiyah tanpa terkecuali Angkatan Muda maupun Angkatan Tua-tua. Oleh karena IMM adalah orang-orang Muhammadiyah di tingkat mahasiswa, maka Unismuh adalah rumahnya anak-anak IMM, “milik” IMM. Karena Unismuh adalah rumah orang-orang muhammadiyah maka yang BUKAN orang Muhammadiyah, apa lagi yang tidak paham dan tahu tentang Muhammadiyah dilarang untuk tinggal didalamnya. Karena itu adalah milik Muhammadiyah BUKAN milik orang yang ‘BUKAN’ Muahammdiyah.
Angkatan Muda Muhammadiyah (IMM, IPM, Tapak Suci, Hizbul Watan) adalah orang-orang yang paham Muhammadiyah, dimana muhammadiyah melandasi gerakan perjuangannya dengan KEIHKLASAN dan AKHLAK MULIA, dimana muhammadiyah juga mempunyai sikap kemanusiaan yaitu bagi mana menolong kaum Du’afa dan Mustad’afin. Dengan kata lain ‘mungkin saja orang (bukan muhammadiyah) tersebut masuk di amal usaha karena membutuhkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sanak family. Tetapi ironisnya, “manusia-manusia” ini ‘tidak’ sadar bahkan cenderung ‘rakus’, dan inilah perbuatan yang dilarang oleh KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah) bahwa “hidup-hidupkalah Muhammadiyah dan JANGAN PERNAH MENCARI (PENG)KEHIDUPAN DI MUHAMMADIYAH”. Begitupun jika ada yang mau masuk harus berpamit secara baik-baik (patabe) kepada orang yang punya rumah, itu adalah etika/adat bertamu yang pernah di ajarkan oleh guru-guru saya waktu SD. Jika tidak patabe (apalagi ada larangan orang (organisasi) lain di LARANG MASUK)—itu sama dengan pencuri atau lebih dari itu.
Lebih mengerikan lagi bagi saya jika mereka yang diralang masuk (semua organisasi selain Ortom Muhammadiyah) tetap ngotot untuk masuk, bahkan ingin memiliki rumah orang (menguasai) kampus, fakultas-fakultas di amal usaha muhammadiyah maka itu adalah sebuah “kolonialitas, penjajah” yang datang menduduki rumah Muhammadiyah, rumah AMM, rumah KITA.
Hantu Intelektual
Ungkapan ini mungkin masih baru ditelinga teman-teman, saya tidak bermaksud ingin “memperkosa bahasa” tapi sedikit cari sensasi, dengan itu saya ingin menjelaskan secara singkat.
Hantu Intelektual merujuk pada dua term hantu dan intelktual; hantu merujuk pada mahluk halus yang sesekali menakuti-nakuti manusia, dia tidak terlihat namun tetapi ada. Sedang intelektual menegasikan pada orang yang cerdas, paham, dangan itu maka akan melahirkan sebuah kesadaran dan dengan kesadara itu pula membentuk manusia yang punya kepekaan sosial, mengatakan A adalah A, merah adalah merah dan tidak bisa menjadi abu-abu. Dengan demikian hantu intelektual adalah merupakan orang-orang yang sadar akan, tahu akan kebenara dan kedzoliman, haq dangan yang biadab, kebaikan dengan keburukan namun takut untuk mengatakan. Berkaitan dengan ini, maka hantu intelektual adalah orang yang tidak berani melawan “penjajah” yang memasuki rumah kita, orang yang tidak berani bersikap tegas pada mereka dengan meneriakan dengan lantang bahwa itu adalah kebenaran atau itu adalah kedzoliman. Tidak hanya itu, hantu intelektual juga merujuk pada mereka orang-orang yang selalu cenderung mengganggu orang lain, menakut-nakuti orang lain, orang (hantu) yang sering merasuki manusia hingga kesurupan hingga akhirnya orang dirasuki meninggal, juga hantu intelektual disi adalah orang yang menguasai raga orang lain dalam artian wilayah orang lain.
Orang-orang yang ada di amal usaha Muhammadiyah saya kira mereka sadar dan tahu akan hal ini, di mana mereka tahu bahwa banyak orang-orang yang BUKAN Muhammadiyah bahkan tidak tahu dan paham tentang Muhammadiyah, tetapi kenapa tidak ada sikap atau tindakan terhadap masalah itu, seakan tidak ada sensifitas terhadap Muhammadiyah. Yang ironisnya orang-orang (bukan muhammadiyah) itu cenderung acuh tak acuh pada Muhammadiyah karena fokusnya hanya pada amal usaha. Lihat saja bagai mana kasus STAIM Muhammadiyah Kendari, STAIM Bone dan beberapa kampus-kampus Muhammadiyah lainnya. Di tingkat ortom, dimana kebijakan yang melarang Organisasi lain selain ortom untuk eksis di dalam kampus, tapi kenapa tetap dibiarkan berkembang. Bahkan sebagaian fakultas bahkan kampus Muhammadiyah sudah di kuasai oleh organisasi-oraganisasi selain Ortom muhammadiyah. Hal ini dirasakan oleh teman-teman IMM di fakultas Ekonomi, Sospol, Tekhnik dan saya kita tidak hanya itu tetapi masih banyak Fakultas-fakultas dan kampus-kampus muhammadiyah lainnya yang sudah di kuasai oleh organisasi lain. Pertanyaanya, dimana semua perginya Angkatan Tua Muhammadiyah (ATM) dan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), dimana peran ayahanda-ayahanda dan ibunda-ibunda kami, sekarang anakmu sedang membutuhkan perhatianmu. Apakah sudah tidak ada sensifitas rasa lagi sebagai seorang ayah dan ibu kepada anaknya ? (itu adalah curhat kami).
Teringat peristiwa penyerangan kaum zionis pada bangsa Palestina yang berpuncak tahun 2008. Zionis membantai, membunuh, mengusir bangsa Palestina tanpa terkecuali. Zionis membom-bardir, meluluh-lantakan rumah-rumah tempat tingga bangsa Palestina, zionis meratakan dengan tanah gedung-gedung yang menjulang tinggi, mereka jadikan lautan api menyala berkobar membakar semua isi bangsa itu. Mereka membakar ajaran, nilai budaya bangsa, ideologi bangsa, identitas bangsa, cirri bangsa, hingga menjadi bangsa yang tidak punya apa-apa. Bangsa yang hidup dengan telanjang, tanpa busada identitas, tanpa penutup aurat ideologi dan tanpa apa-apa. Itu cerita yang menghantui sikap intelektual saya, ketakutan yang amat sangat jangan sampai peristiwa zionis itu terulang lagi di tubuh Muhammadiah beserta Ortom-ortom.
Bangkitlah kalian, kibarkan bendera jihad-Mu wahai teman-teman IMM. Jangan takut, janganlah surut karena rasa takut adalah sebuah kejahatan kemanusiaan. Lawan, himpu kekuatan mu menjadi satu; kekuatan Intelektualias, Kekuatan Humanitas dan kekuatan ketuhananmu (Spiritualis). Jadikan Unismuh sebagai rumah mu, rumahmu adalah surgamu, dan jangan biarkan orang lain menodainya. Wallahu’alam…  
Di bawah langit Indonesia, Laut laksana bercahaya
Suara gemuruh-ku menjadi getar kebenaran
Menggema direlung-relung hati
Seluruh sentero jagat
Inilah sang intelektual pemberani
Teguh dalam keyakinan
Mengatakan merah kalau merah, Putih kalau memang putih
Tanpa rasa takut Dalam kejujuran dan harapan

Di republic tercinta ini
Menancap bagai halilintar
Menyambar tirai-tirai hitam kebohongan, Menyeret setan-setan jahannam
Menggetarkan qalbu dalam kemerdekaan
Menegakkan kebenaran dengan berani, yang akan menguak misteri kegaiban
Menyikap gelap menjadi terang dan bercahaya

Kini saatnya, aku bicara…
Menatap tajam hakikat realitas
Mengutuk mereka yang berdosa
Bersumpah serapakan kepada para pembohong
Mencercah bagi penjilat, Mendo’akan mereka yang tertindas
Memerdekakan para mustad’afin, Mengadili mereka-mereka yang di adili

Trus melangkah dalam kasih Tuhan
Berjalan tegak menantang matahari
Bicara dalam ketulusan dan iman, hingga kapanpun
Dalam semangat yang menggebu, Yang tak padam
Dalam sikap yang pasti untuk KEBENARAN.

Senin, 26 Desember 2011

POLITIK KAMPUS MINIATUR PERPOLITIKAN KEBANGSAAN ( GOOD STUDENT GOVERNMENT )


Oleh: IMMawan Ya'kub
Ketua PC IMM Kota Makassar


Gejolak jiwa muda yang progresif sangat didambakan oleh setiap Negara dari anak bangsanya guna membangun infrastruktur yang lebih baik, karena mereka adalah agen perubahan yang yang akan memimpin Negara ini dimasa yang akan datang, agar Negara ini dapat semakin berkembag dalam kencah perpolitikan nasional ataupun international. Tungas ini memang sangat berat untuk dipikul, akan tetapi semua itu adalah merupakan keniscayaan dalam rangka regenerasi kepemimpinan. Semangat tersebut sudah terbangun sejak politik kampus mulai masuk di setiap perguruan tinggi di Indonesia seperti PTN, PTS Termasuk PTM yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar tempat penulis berkiprah sebagai mahasiswa.
Politik kampus harus dilestarikan demi pembelajaran, namun mesti dikemas cecara baik dan eksklusif supaya bisa dinikmati oleh setiap individu mahasiswa. Memang terkadang mahasiswa sangat idealis untuk berperan sehingga banyak yang bersikap acuh tak acuh. Padahal keterlibatan mahasiswa dalam politik kampus bertujuan untuk membangun kampus (dan di kemudian hari membangun negara) kearah yang lebih baik, dan membangun good government yang baik, sehingga aspirasi kawan-kawan mahasiswa bisa didengar dan diapresiasikan.
Mahasiswa memiliki dua tanggung jawab yaitu tanggung jawab akademik dan sosial, status kita sebagai mahasiswa hendaknya tidak menjadikan hanya terpaku pada aktivitas perkuliahan semata, banyak hal lain diluar kurikulum perkuliahan yang perlu dipelajari, terutama dalam rangka mewujudkan regenerasi kepemimpinan bangsa ini, analogi simpel adalah gerakan politik kampus sebagai miniatur perpolitikan Indonesia, karena terdapat lembaga seperti yang ada pada pemerintahan Indonesia, seperti lembaga eksekutif dan legislatif, lembaga-lembaga ini pun memiliki tingkatan, ada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas, BEM Fakultas, dan juga dengan lembaga legislatif.  Fungsi kedua lembaga ini pun sama dengan fungsi lembaga Negara, dimana eksekutif sebagai pelaksana dan legislatif sebagai pemantau kinerja eksekutif.
Soekarno pernah berkata: “Berilah aku sepulu pemuda maka aku akan merubah dunia”. Ungkapan tersebut seharusnya membangkitkan jiwa kita untuk bersemangat dalam berpolitk, jika mahasiswa mendengar hal itu harusnya tergugah melakukan perubahan. Para tokoh nasional pun sudah mulai memikirkan bangsanya sejak usia muda.
Memang ada beberapa ketakutan kita atas terjadinya krisis moral atau kebusukan dari beberapa politisi muda kampus yang tidak lagi memegang amanah, seperti mengeksploitasi mahasiswa dan merampoknya, sehingga mereka mulai menjauh bahkan tidak terlibat sama sekali dalam perpolitikan kampus. Tapi, hal tersebut (korupsi) memang sudah menjadi wacana publik atau disebut tradisi dan kebiasaan bahkan mungkin telah menjadi kebudayaan. Kita selaku mahasiswa hendaknya tidak hanya menjadikan hal tersebut menjadi wacana, tetapi harus ada solusi terbaik dan pasti, sehingga dapat meminimalisir terjadinya krisis moralitas politik (korupsi).
Praktek pungli telah menjalar diberbagaisistem sosial dan tatanan masyarakat, mulai dari lembaga-lembaga pemerintahan (Lurah, Canmat, Bupati, Gubernur, Pemerintah pusat), instansi dan lain sebagainya. Membudayanya korupsi setidaknya karena dua hal:
Pertama, disebabkan keadaan sosial, keadaan ini merubah pola pikir manusia sehingga menganggapnya hal yang bisa. Dimulai dari pungli liar di terminal, suap menyuap dikalangan masyarakat, dan seterusnya. Hal tersebut sering dilakukan baik dikalangan masyarakat bawah, menengah, dan kalangan atas. Dari kebiasaan tersebut menjelma sebagai suatu kebudayaan yang sulit untuk dihilangkan.
Kedua, Disebabkan oleh hal-hl yang struktural, hal tersebut menjadi sesuatu yang lumrah ketika orang-orang disekeliling melakukan hal tersebut. Untuk menduduki suatu jabatan tertentu harus mengeluarkan dana besar untuk kampenye dan suap menyuap money politic dengan harapan semua itu akan kembali ketika telah terpilih. Demikianlah diantara penyebab terjadinya korupsi yang terkadang menyebabkan timbulnya sikap apatis terhadap politik.
Sebuah penelitian tentang korupsi yang mengambil sampel di PTN menyimpulkan bahwa korupsi terjadi karena silabus mata kuliah hanya mengkritisi sisi akademik saja bukan pada aplikasi yang lebih konkret, sementara nilai moral tidak terkontrol sama sekali, kenyataan ini berpengaruh terhadap prilaku dan moralitas mahasiswa. Inilah diantara yang menyebabkan parapolitisi kampus, yang seharusnya menjadi penopang untuk kesejahteraan seluruh mahasiswa, malah mengabaikan dan menyia-nyiakan mereka dan hanya menjadi penopang kesejahtraan pribadi dan klompoknya.
Mahasiswa seharusnya menjadi pendobrak hal tersebut dan merubah paradigma student government dari sebuah lingkaran setan menjadi good student government serta membuat perubahan yang pasti untuk kebaikan kampus dan bangsa ini. Student Government sendiri membutuhkan politisi-politisi sejati yang menjaga nilai-nilai moral. Karena hal demikian akan menjadikan mahasiswa tidak bersikap acuh tak acuh lagi terhadap perpolitikan, ketika mereka terpilih hendaknya tetap memegang keteguhan untuk membawa kepentingan mahasiswa dan tidak lagimenjadi corong busuknya stident government, melainkan menjadi ujung tombak bagi kepentingan dan kesejahtraan masyarakat kampus yaitu mahasiswa sebagai masyarakat intelektual

Minggu, 25 Desember 2011

IMM Peringati Hari Anti-Korupsi


Sumpah Mahasiswa Indonesia
Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah
Bertanah Air Satu Tanah Air Tanpa Penindasan

Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah
Berbangsa Satu Bangsa Yang Gandrung Akan Keadilan

Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah
Berbahasa Satu Bahasa Tanpa Kebohongan

“66  Tahun Negara sudah merdeka, kepemimpinan pun silih berganti namun tanda-tanda kesejahteraan belum nampak dengan jelas dipermukaan ibu pertiwi. Jeritan dan tangisan rakyat akibat kelaparan menghiasi pelosok negeri ini. Negeri yang kaya alamnya namun miskin penduduknya. Penegakan hukum hanyalah bangunan-bangunan yang bersifat formalitas dan tak mampu merealisasikan dan menegakkan keadilan. Penguasa hanya pintar bersilat lidah dan menaburkan janji dan mimpi kosong belaka. Kian hari kita dililit utang akibat mengakarnya korupsi di negeri ini”

Hari Anti-korupsi yang diperingati setiap sembilan desember bergaung kembali di bumi makassar. Jum’at, 09 desember 2011 lalu PC IMM Kota Makassar bersama dengan beberapa organisasi kemahasiswaan lainnya di Makassar melakukan aksi unjuk rasa. Fakta bahwa Indonesia tidak memiliki perkembangan penyelesaian kasus korupsi ke arah yang positif adalah hal yang menjadi wacana utama para demonstran.
Adapun isu yang disuarakan dengan tegas oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah PC Kota Makassar kepada Pak SBY adalah:
  1.  Memberhentikan para penegak hukum khususnya Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI yang selama ini lemah dalam menindaki kasus korupsi dan institusi-institusi yang menjadi sarang koruptor
  2. Menuntaskan kasus Bail Out Bank Century
  3. Menuntaskan kasus BLBI
  4. Menuntaskan Kasus Nazaruddin sepeti wisma atlet dan hambalang
  5. Menuntaskan kasus mafia pajak Gayus Tambunan
  6. Menuntaskan kasus Suap cek pelawat pemilihan Deputi Senior BI
  7. Menyelidiki Rekening “gendut” Kepolisian RI
  8. Menuntaskan Kasus Suap Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
  9. Menuntaskan kasus korupsi Hibah Kereta Api di Kementrian Perhubungan
  10. Menuntaskan Korupsi pengadaan solar home system (SHS) di Kementerian ESDM
  11. Menuntaskan kasus korupsi sektor kehutanan khususnya di Pelalawan Riau
  12. Menuntaskan kasus mafia anggaran berdasar laporan Wa Ode Nurhayati
  13. Menuntaskan korupsi sektor migas dan tambang yang melibatkan Freeport Newmont dan Innospec
  14. Menuntaskan kasus korupsi ibadah haji dalam Kementrian Agama
Ditemui di Mabes PC IMM Kota Makassar, Jln Lompobattang 201, Ketua Bidang Hikmah, IMMawan Munawir Mihsan menuturkan bahwa dari tahun ke tahun kasus-kasus korupsi terus membumbung tinggi tanpa adanya upaya penyelesaian dari pihak terkait. Pemerintahan SBY yang selalu diisi dengan nyanyian untuk mewujudkan pemerintahan bersih pun sangat jauh dari harapan, bahkan dapat dikatakan bahwa itu adalah omong kosong belaka.

Ditemui di lokasi yang sama, Ketua Umum DPD IMM Sulawesi Selatan, IMMawan Razikin Juraid mengatakan bahwa hari anti korupsi tahun ini diperingati dengan melakukan dialog secara khusus dengan Ketua KPK yang baru, Bapak Abraham Samad sebelum pelantikannya. Dialog yang dihadiri organisasi kemahasiswaan lain seperti KAMMI dan PMKRI menghasilkan fakta integritas terhadap ketua KPK baru tersebut yang diantaranya komitmen untuk menuntaskan kasus korupsi yang selama ini berlarut-larut.
Beliau juga menambahkan bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang merupakan organisasi Islam senantiasa berperan aktif dalam menumbuhkan budaya anti-korupsi. Budaya jujur dan amanah dimulai dalam tingkat struktural yakni dalam pengelolaan organisasi hingga terbangun pola kepemimpinan yang tidak manipulatif dan jauh dari money politic.

Akhirnya, semoga pergerakan mahasiswa sembilan desember tahun ini menjadi gerakan yang sarat akan nilai-nilai humanitas sesuai dengan nilai yang dibawa oleh IMM serta pergerakan ini bukanlah menjadi rutinitas demonstrasi belaka. Perjuangan yang lahir dari ketulusan diharapkan dapat mengantarkan pemerintah pada kesadaran untuk menuntaskan kasus-kasus korupsi hingga kesejahteraan rakyat dapat terbangun.
Billahi fii sabilil Haq
Fastabiqul Khairat.


Oleh: IMMawan Munawir Mihsan 
         Ketua bidang Hikmah PC IMM Kota Makassar

Di edit oleh IMMawati Nur Syamsi Dhuha
Ketua bidang MPT PC IMM Kota Makassar.