Ketua Cabang PC IMM Kota Makassar
Paparan ini berusaha
menunjukkan bahwa betapa krusialnya dalam melakukan pembaharuan visi gerakan
dakwa dan gerakan sosial. Sebenarnya,
visi penyamaan presepsi tentang kemanusiaan merupakan modal sosial bagi
mahasiswa untuk merekonstruksi visi dan misi gerakan dakwah amar ma’ruf dan nahi mungkar yang diusung oleh gerakan kemahasiswaan.
Tuntutan ini sejalan dengan harapan besar mahasiswa Islam dan masyarakat Islam pada umumnya untuk
menjadikan Islam sebagai kekuatan peradaban alternative yang mendorong
terciptanya tatanan sosial pasca kapitalisme (post capitalist order). Ketika konstruksi dunia dikontrol oleh
kekuatan pasar dan negara maka hanya komunitas-komunitas sosial kreatiflah yang
bisa dijadikan mobilisator gerakan sosial. Dengan demikian, proses pembebasan
yang diusung Mahasiswa terhadap realitas global dan lokal merupakan
pengejawantahan dalam tataran praksis untuk menggalang gerakan solidaritas
menyuarakan serta memperjuankan isu-isu kemanusiaan dan isu-isu yang
berhubungan dengan kondisi mendasar tentang eksistensi manusia sebagai simbol jiwa yang reseptive Munfa’il dan kreative Fa’il.
Gerakan dakwah
emansipatoris seharusnya bersandar pada kesadaran komunitas yang melampaui
sekat-sekat kelas dan ideologi dalam menghadapi kemungkaran sosial dan
merobohkan arogansi ketidak adilan politik, dimana banyak masyarakat
diposisikan sebagai objek sejarah yang diekspoitasi. Gerakan dakwah yang diusung mahasiswa harus
diterjemahkan dalam kerangka gerakan pemihakan untuk memperjuangka keadilan
bagi kelompok-kelompok sosial yang terpinggirkan oleh kekuatan hegemoni
dominative yaitu Negara, pasar bahkan atas nama agama itu sendiri. Logika
dakwah amar ma’ruf dan nahi mungkar jangan sampai kehilangan
konteksnya ketika ketidak adilan sosial global menutupi permukaan bumi ini.
Justru tantangan gerakan Mahasiswa
kontenporer adalah bagaimana kita mampu
menciptakan sistem gerakan sosial untuk menakar, membendung sekaligus
menghadang arus kemungkaran sosial global, seperti kemiskinan, korupsi,
kesenjangan ekonomi, diskriminasi kebijakan politik, eksploitasi sumber daya
alam dan hak-hak ekologis, ketidak adilan sosial, dan hegemoni Hak Asasi
Manusia. Dengan demikian, gerakan sosial yang diusung oleh mahasiswa secara
subtantif memiliki pemihakan dan dibangun oleh logika dakwah terbaik, yaitu
sebagai gerakan amar ma’ruf dan nahi mungkar yang dibangun diatas
nilai-nilai transendesi.
Jika Islam memiliki
teologi tersendiri, bagaimanakah
formulasi atau konstruknya…? Secara sederhana, teologi Islam dapat dijabarkan
sebagai berikut. Pertama. Teologi
Islam bersendikan kepada tauhid yang murni. Dengan tauhid yang murni, Islam
senantiasa berusaha untuk menjadikan Allah sebagai pusat dari segala sesuatu.
Allah adalah pencipta (al-Khaliq)
alam semesta. Manusia, malaikat, binatang, tumbuhan dan semua yang eksis dilangit dan dibumi adalah ciptaan (Makhluk) . Teologi yang murni memiliki
dua makna. Pertama, kesamaan atau
egalitarianisme di antara sesama makhluk. Karena semua selain Allah adalah
makhluk dan hamba Allah, maka manusia tidak boleh menyembah atau tunduk kepada
selain Allah. Manusia tidak boleh menyembah malaikat, para nabi dan rasul atau
benda-benda apapun di alam semesta ini. Kedua,
kemerdekaan diantara semua makhluk. Manusia adalah makhluk yang bebas Manusia
tidak boleh hidup dalam tirani sesama manusia atau makhluk yang lainnya.
Manusia tidak boleh menjajah ataupun dijajah, memperbudak ataupun diperbudak
oleh sesamanya, Tetapi, kebebasan ini bukanlah tampa batas. Kebebasan manusia
dibatasi oleh kedudukannya sebagai makhluk dan hamba Allah. Manusia dapat hidup
bebas dihadapan dan diantara sesama manusia, tetapi tidak bebas
dihadapanTuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar